Bahagia Dunia dan Akhirat

Ini adalah mengenai nilai kasih ibu dari seorang anak yang mendapatkan ibunya sedang sibuk menyediakan makan malam di dapur. Kemudian dia mengulurkan secarik kertas yang bertuliskan sesuatu. Si Ibu segera membersihkan tangan lalu menerima kertas yang diberikan oleh si Anak dan membacanya.

”Ongkos upah membantu ibu:
1. Membantu pergi ke warung : Rp. 20.000
2. Menjaga adik: Rp. 20.000
3. Membuang sampah: Rp. 5.000
4. Membereskan tempat tidur: Rp. 10.000
5. Menyiram tanaman: Rp. 15.000
6. Menyapu halaman: Rp. 15.000
Total: Rp. 85.000”

Selesai membaca, si Ibu tersenyum memandang si Anak yang raut wajahnya mulai berbinar. Si Ibu lalu mengambil pena dan menulis sesuatu di belakang kertas yang sama.

1. Ongkos mengandungmu selama 9 bulan: GRATIS
2. Ongkos berjaga malam karena menjagamu: GRATIS
3. Ongkos airmata yang menetes karenamu: GRATIS
4. Ongkos khawatir karena selalu memikirkan keadaanmu: GRATIS
5. Ongkos menyediakan makan, minum, pakaian & keperluanmu: GRATIS
Total keseluruhan Nilai Kasihku GRATIS”

Airmata si Anak berlinang setelah membaca. Si Anak menatap wajah ibu, memeluknya dan berkata, "Aku sayang ibu" . Kemudian si Anak mengambil pena dan menulis sesuatu di depan surat yang ditulisnya: “TELAH DIBAYAR”

Bloggers, kasih ibu adalah kasih yang tiada taranya, kasih yang tak pernah dapat terbalaskan. Hari ini mulailah untuk mencintai ibu anda dengan sungguh-sungguh, mulailah untuk belajar membahagiakannya sebelum kesempatan hari ini sulit untuk terulang kembali.

Ingat, anak yang berbahagia dunia dan akhirat adalah anak yang tahu menghormati dan mencintai orangtuanya.

Koneksi Internet yang akan Terjadi di 2020

Perkembangan internet kian hari kian bertambah, baik dari sisi pengguna sampai dengan kecanggihan teknologi yang ditawarkan. Lalu, seperti apakah internet pada sepuluh tahun yang akan datang?

Jika melihat dari belakang, situs adalah tentunya sama sekali berbeda sekarang dibanding tahun 2000. Bahkan sangat berbeda dengan apa yang terjadi 40 tahun lalu, ketika pertama kali diciptakan.

Di masa depan, tentunya perubahan akan banyak terjadi lagi. Beberapa pengamat, yang dirangkum PC Advisor, Sabtu (9/1/2010) mencoba menerawang seperti apa internet dalam satu dekade kedepan.

1. Banyak orang akan menggunakan internet

Sampai saat ini menurut Internet World Stats mencatat internet telah mencapai 1,7 miliar pengguna, dengan jumlah penduduk dunia 6,7 miliar orang.

National Science Foundation memprediksi bahwa Internet akan memiliki hampir lima miliar pengguna pada saat itu. Namun, scaling terus menjadi masalah bagi arsitektur internet di masa depan.

2. Internet akan meningkat di negara berkembang

Sebagian besar pertumbuhan web selama 10 tahun akan datang dari negara-negara berkembang.

Menurut Internet World Stats daerah dengan tingkat penetrasi terendah adalah Afrika (6,8 persen), Asia (19,4 persen) dan Timur Tengah (28,3 persen). Sebaliknya, Amerika Utara memiliki tingkat penetrasi 74,2 persen.

Trend ini internet pada tahun 2020 tidak hanya akan menjangkau lebih banyak lokasi terpencil di seluruh dunia, tetapi juga akan mendukung lebih banyak bahasa dan skrip non-ASCII.

3. Internet akan menjadi jaringan hal, bukan komputer

Sebagai infrastruktur lebih kritis akan terhubung ke internet, web ini diharapkan dapat menjadi perangkat jaringan daripada jaringan komputer.

Internet memiliki sekitar 575 juta host komputer yang, menurut CIA World Factbook 2009. Tetapi NSF mengharapkan milyaran sensor pada bangunan dan jembatan akan terhubung ke internet untuk menggunakan seperti listrik dan keamanan sebagai pemantauan.

Pada tahun 2020, itu diharapkan bahwa jumlah net-sensor akan terhubung lipat lebih besar dari jumlah pengguna.

4.Data Internet akan mencapai exabyte, mungkin zettabytes.

Para peneliti telah menciptakan istilah ‘exaflood’ untuk merujuk pada peningkatan cepat jumlah data, terutama gambar dan video kualitas tinggi ditransfer melalui internet.

Cisco memperkirakan bahwa perdagangan global akan tumbuh 44exabytes per bulan pada tahun 2012 – lebih dari dua kali lipat seperti sekarang ini.

Penyedia konten seperti Google menciptakan konten ini daripada Tier 1 ISP. Pergeseran ini mendorong minat kembali Architecting internet menjadi jaringan konten-sentris, bukan jaringan transportasi.

Sumber : http://www.teknologinet.com

Kolam Ikan Blogger

Arahkan Cursor mouse ke area kolam. Secara otomatis ikan akan menyerbu anak panah cursor anda. Klik untuk memberi makan ikan, Enjoy it.

Pikirkan Hal Yang Positif

Seorang pria dan kekasihnya menikah dan acara pernikahannya sungguh megah. Semua kawan-kawan dan keluarga mereka hadir menyaksikan dan menikmati hari yang berbahagia tersebut. Suatu acara yang luar biasa mengesankan. Mempelai wanita begitu anggun dalam gaun putihnya dan pengantin pria dalam tuxedo hitam yang gagah. Setiap pasang mata yang memandang setuju mengatakan bahwa mereka sungguh-sungguh saling mencintai.

Beberapa bulan kemudian, sang istri berkata kepada suaminya, "Sayang, aku baru membaca sebuah artikel di majalah tentang bagaimana memperkuat tali pernikahan" katanya sambil menyodorkan majalah tersebut. "Masing-masing kita akan mencatat hal-hal yang kurang kita sukai dari pasangan kita. Kemudian, kita akan membahas bagaimana merubah hal-hal tersebut dan membuat hidup pernikahan kita bersama lebih bahagia..."

Suaminya setuju dan mereka mulai memikirkan hal-hal dari pasangannya yang tidak mereka sukai dan berjanji tidak akan tersinggung ketika pasangannya mencatat hal-hal yang kurang baik sebab hal tersebut untuk kebaikkan mereka bersama. Malam itu mereka sepakat untuk berpisah kamar dan mencatat apa yang terlintas dalam benak mereka masing-masing. Besok pagi ketika sarapan, mereka siap mendiskusikannya.

"Aku akan mulai duluan ya", kata sang istri.

Ia lalu mengeluarkan daftarnya. Banyak sekali yang ditulisnya, sekitar 3 halaman... Ketika ia mulai membacakan satu persatu hal yang tidak dia sukai dari suaminya, ia memperhatikan bahwa airmata suaminya mulai mengalir...

"Maaf, apakah aku harus berhenti ?" tanyanya.

"Oh tidak, lanjutkan…" jawab suaminya.

Lalu sang istri melanjutkan membacakan semua yang terdaftar, lalu kembali melipat kertasnya dengan manis diatas meja dan berkata dengan bahagia.

"Sekarang gantian ya, engkau yang membacakan daftarmu".

Dengan suara perlahan suaminya berkata, "Aku tidak mencatat sesuatu pun di kertasku. Aku berpikir bahwa engkau sudah sempurna, dan aku tidak ingin merubahmu. Engkau adalah dirimu sendiri. Engkau cantik dan baik bagiku. Tidak satu pun dari pribadimu yang kudapatkan kurang..."

Sang istri tersentak dan tersentuh oleh pernyataan dan ungkapan cinta serta isi hati suaminya. Bahwa suaminya menerimanya apa adanya... Ia menunduk dan menangis...

Dalam hidup ini, seringkali kita merasa dikecewakan, depressi, dan sakit hati. Sesungguhnya tak perlu menghabiskan waktu memikirkan hal-hal tersebut. Hidup ini penuh dengan keindahan, kesukacitaan dan pengharapan. Mengapa harus menghabiskan waktu memikirkan sisi yang buruk, mengecewakan dan menyakitkan jika kita bisa menemukan banyak hal-hal yang indah di sekeliling kita? Saya percaya kita akan menjadi orang yang berbahagia jika kita mampu melihat dan bersyukur untuk hal-hal yang baik dan mencoba melupakan yang buruk. Selamat mencoba....

Pelajaran tentang Konsistensi

Bill Porter, seorang salesman door to door dari Portland, Oregon terlahir dengan lumpuh otak (cerebral palsy). Tubuh bagian kiri Porter tidak berfungsi normal sehingga ia sulit berjalan tegak dan berbicara jelas. Meski demikian, selama 40 tahun, tiap hari ia berjalan setidaknya 10 mil. Walau tentu saja dengan tertatih-tatih, tapi ia melakukannya tanpa mengeluh. Apa pelajaran yang bisa kita ambil dari Bill Porter ini?

Konsisten! Itulah pelajaran yang dapat kita petik dari Bill Porter. Tanpa menghiraukan kelemahannya, ia tetap berjalan dan bekerja selama 40 tahun tanpa mengeluh. Sementara banyak diantara kita lebih mudah mengeluh dan berhenti berusaha ketika sedikit tantangan menemui kita. Padahal perilaku kerja yang tetap konsisten di tengah keadaan apapun adalah hal penting yang harus terus dilakukan untuk sebuah kesuksesan.

Bagaimana cara menjaga agar kita dapat tetap bekerja, tetap berkarya dengan konsisten?

Pertama, bersyukurlah atas hari ini. Jangan pernah mengeluh karena kelemahan Anda. Keluhan tidak akan menyelesaikan permasalahan tapi justru menambah berat beban hidup ini.

Kedua, pergunakanlah waktu yang ada untuk terus belajar. Kita dapat belajar dari banyak hal. Kegagalan pun bisa memberikan pelajaran berharga. Ingatlah bahwa kita seringkali baru dapat belajar dan memperbaiki diri saat kita terjatuh.

Ketiga, belajarlah mencintai apa yang kita punya dan bukan hanya mengangan-angankan yang tidak kita miliki. Gunakan apa yang ada pada diri kita untuk menghasilkan sesuatu yang luar biasa. Impian akan menjadi nyata jika kita mencintai apa yang kita miliki dan menggunakannya dengan maksimal. Percayalah setiap konsistensi pasti akan ada buahnya.

Mana Prestasinya?

Grover Cleveland, presiden Amerika Serikat ke 22 dan ke 24 adalah satu-satunya presiden AS yang bisa terpilih dalam 2 kali jabatan secara tidak berurutan. Uniknya, ia adalah presiden yang tak memiliki gelar akademis. Berbeda dengan kebanyakan presiden Amerika lainnya, Grover justru tidak pernah mengecap bangku kuliah. Bandingkan dengan John Quincy Adams (presiden ke 6), lulusan Harvard University, James Garfield (presiden ke 20), ia lulusan Williams College, James Buchanan (presiden ke 15), lulusan Dickinson College, George Walker Bush (presiden ke 43), punya gelar MBA. Bahkan presiden yang sekarang, Barack Obama adalah Doktor Hukum.

Akan tetapi, Grover Cleveland justru bisa dua kali terpilih menjadi presiden negara adidaya tersebut, bahkan dalam dua periode berbeda. Apa istimewanya dia? Menurut penelitian, warga Amerika menilai ia punya prestasi cemerlang. Ya, hari ini kita belajar bahwa ternyata kesuksesan tidak selalu ditentukan oleh gelar akademis yang disandang. Namun, kesuksesan sebenarnya lebih ditentukan oleh prestasi yang dicapai.

Sayangnya, masih banyak orang yang lebih mengejar gelar, jabatan, atau titel ketimbang prestasi ini sendiri. Padahal, prestasilah kuncinya. Jika seorang karyawan memiliki prestasi, kenaikan promosi pasti akan datang dengan sendirinya. Bila perusahaan anda memiliki prestasi (pelayanan, inovasi, dan produk terbaik) pasti penghargaan dari masyarakat akan diperoleh. Tentu saja, satu-satunya cara meraih prestasi adalah dengan bekerja keras dengan segenap usaha dan kemampuan memaksimalkan potensi. Banyak orang kagum dengan pencapaian seseorang, tapi mengabaikan perjuangan yang ia lakukan.
Jika ingin sukses, bekerja giat adalah keharusan, bukan pilihan. Bila anda ingin menikmati kesuksesan, tempatkan prestasi sebagai panglima diiringi dengan doa dan permohonan kepada Tuhan, tentunya.

Anda ingin sukses? Jangan tunda untuk bekerja keras dan raihlah prestasi secara maksimal.

Takut Menghadapi Resiko

Setiap orang yang hidup di dunia ini tentu akan selalu berhadapan dengan resiko. Apa yang kita putuskan hari ini atau apa saja yang hendak kita lakukan selalu mengandung resiko. Ketika anda bangun pagi, anda mulai beraktifitas seperti pergi ke pasar, ke kantor, atau kemana pun, resiko apapun bisa saja terjadi. Bahkan saat anda bertemu dan berkenalan dengan seseorang, kemudian menjalin sebuah hubungan bisnis pasti ada resikonya.

Sebuah pepatah berkata, "Saat anda mengambil resiko, sangat besar kemungkinan akan terjadi kegagalan, tetapi bila anda tidak mengambil resiko, anda sudah pasti gagal" Orang yang takut menghadapi resiko adalah orang yang tidak akan mengalami kemajuan-kemajuan dalam hidupnya. Karena takut mengalami kegagalan, banyak orang takut bergerak dan berinovasi. Padahal, sekalipun kita melangkah dan gagal, sebenarnya kita sudah memperoleh keuntungan besar. Yang kita perlukan hanyalah kemampuan melihat segala sesuatu secara positif.
Melihat sesuatu yang buruk dengan cara yang positif pastilah akan menghasilkan sesuatu yang berguna bagi hidup kita.

Jika kita takut menghadapi resiko gagal, kita benar-benar telah kehilangan kesempatan besar yang seharusnya menjadi milik kita.
Itu sebabnya, jika kita ingin menjadi seorang yang berhasil, hadapilah semua resiko dan semua kemungkinan yang terjadi. Gagal atau berhasil, semua pasti memberikan pembelajaran yang terbaik bagi hidup kita.

3000 Kegagalan

Apakah anda merasa sebagai orang gagal? Jika benar demikian, anda hanya perlu tahu bahwa kegagalan sebenarnya adalah realitas kehidupan yang pasti dialami setiap orang yang ingin berhasil.
Sangat jarang, bahkan tidak ada orang yang berhasil tanpa melewati serangkaian kegagalan lebih dulu. Bahkan, kesuksesan-kesuksesan besar biasanya selalu dibayar dengan kegagalan-kegagalan yang begitu mahal.
Anthony Robbins, seorang motivator sukses, berkata, "Semua kegagalan dan rasa frustasi yang pernah terjadi dalam hidupku sesungguhnya menjadi dasar yang kuat untuk meraih kesuksesan yang saya nikmati saat ini."

Dalam sebuah acara yang disiarkan ESPN, seorang pemain basket mengisahkan perjalanan hidupnya di dunia olahraga, "Lebih dari 3000 kali saya diberi kepercayaan untuk melepaskan tembakan ke jaring lawan namun saya gagal melakukannya. Saya diberi 26 kali kepercayaan untuk melakukan tembakan terakhir yang menentukan pada saat pertandingan final, dan saya juga gagal. Saya juga pernah menyebabkan tim saya, Chicago Bulls mengalami lebih dari 300 kali kekalahan. Meski demikian saya masih saja dijuluki sebagai pemain basket terbaik di sepanjang masa." Ternyata Michael Jordan, pebasket terkenal seantero dunia itu juga pernah mengalami kegagalan yang begitu banyak!

Setiap orang pernah mengalami kegagalan, karena itu kegagalan bukanlah hal yang memalukan atau menakutkan. Kita harus mengubah ketakutan kita akan kegagalan menjadi kekuatan atas kegagalan. Jika kita mengijinkan ketakutan menguasai kita, maka kita tidak akan pernah bertindak. Jika kita tidak pernah bertindak, maka hasilnya juga nol. Karena itu, tidak berani mengambil tindakan justru merupakan kegagalan dalam arti sebenarnya. Lebih baik bertindak dan gagal, daripada tidak mencobanya sama sekali. Meski hasilnya sama-sama nol, paling tidak kita sudah berani mencobanya, dan itu menjadi pembelajaran yang berharga bagi kita. Selain kita mendapat pembelajaran berharga, kita juga lebih berani menghadapi kegagalan sehingga di kesempatan yang akan datang kita sudah bisa meraih keberhasilan.

30 Days Test

Stephen Covey, penulis buku "7 Habits of Highly Effective People" memberikan nasehat yang baik untuk mendisiplin diri. Covey menyebutnya "30 day test". Nasehatnya adalah: buatlah tujuan atau komitmen selama 30 hari. Misalnya, anda akan berolahraga rutin selama 30 hari, anda akan tetap berpikir positif selama 30 hari atau anda tidak akan berbohong selama 30 hari, atau komitmen-komitmen lainnya. Bila kita melakukannya secara rutin selama 30 hari berturut-turut, kita akan menjadi terbiasa dengan hal itu. Bila anda gagal sebelum 30 hari, ulangi komitmen anda dan mulai dari hari pertama lagi.

Hidup dengan disiplin memang hal yang sulit untuk dilakukan. Tetapi disiplin adalah sesuatu yang mau tidak mau harus dimiliki setiap orang yang ingin mencapai tujuannya. Tanpa disiplin, kita akan lebih banyak kehilangan energi, waktu, biaya dan juga kehilangan fokus. Itu sebabnya sangat perlu bagi kita untuk melatih diri sedikit demi sedikit supaya kita memiliki kebiasaan untuk mendisiplin diri dalam segala hal.

Bagaimana kita dapat menciptakan sebuah kebiasaan yang baik? Sederhana saja. Habit is repeated action! Ya, kebiasaan adalah tindakan yang dilakukan berulang kali. Saat kita mulai berulang kali bangun pagi, pastilah suatu saat kita akan dengan mudahnya bangun pagi bahkan akan sulit untuk bangun siang hari. Saat kita terbiasa melewati rute tertentu saat berangkat kerja, pastilah suatu saat kita bahkan secara otomatis akan menggerakkan kendaraan kita ke arah rute itu tanpa berpikir. Itulah kebiasaan. Kebiasaan yang dilakukan secara terus menerus akan menjadi karakter dan kepribadian kita.

Jadi, jika kita ingin membiasakan diri melakukan sesuatu, metode 30 day test yang sederhana tapi ampuh ini dapat kita lakukan. Misalnya, anda ingin disiplin dalam hal waktu. Coba sebisa mungkin tidak terlambat selama 30 hari berturut-turut. Kalau kita gagal di tengah jalan, jangan jadikan hal ini alasan bahwa anda mustahil melakukannya. Ulangi dari awal, tetap miliki komitmen yang kuat. Percayalah anda akan mampu menyelesaikan 30 hari itu dengan sempurna. Lalu lihatlah perubahan apa yang terjadi dalam diri anda, apa yang anda lakukan berulang-ulang akan menjadi kebiasaan anda. Selamat mencoba....

Tak Berpuas Diri

Jika sudah menjadi yang terbaik, apa yang kerap kali dilakukan orang? Berpuas diri! Inilah respon kebanyakan orang. Jika kita selalu berpuas diri setelah mencapai prestasi yang hebat, atau ketika sudah menjadi yang terbaik, maka sesungguhnya kita bukanlah "The Winner". Mengapa? Ciri seorang pemenang sejati adalah tidak pernah berpuas diri. Pemenang sejati akan selalu mengupayakan agar potensi di dalam dirinya mencapai titik maksimal. Seperti yang kita ketahui bahwa pencapaian prestasi bukanlah soal kita mendahului orang lain, namun bagaimana kita "bersaing" dengan diri kita sendiri. Dengan kata lain, kita harus menjadi lebih baik dibandingkan hari kemarin.

Donal Trump sudah berhasil menjadi yang terbaik di dunia properti, bahkan dia dikenal sebagai raja properti. Meski demikian sampai hari ini Trump terus mengembangkan potensi dirinya begitu rupa.
Bill Gates sudah menjadi yang terkaya di seantero jagat, tapi sampai hari ini Bill Gates terus melakukan inovasi demi inovasi. Pikirkan bagaimana seandainya Thomas Edison berpuas diri ketika menemukan bola lampu, tentu dia tidak akan pernah menciptakan 1093 penemuan yang lain.

Sukses bagi mereka bukan soal uang, tapi bagaimana memaksimalkan potensi diri. Michaelangelo berkata, "The greatest danger of most of us is not that our aim is too high and we miss it, but it is too low and we reach it". Bahaya yang paling besar dalam diri kita bukanlah karena kita mempunyai target tinggi namun kita tidak bisa mencapainya, bahaya terbesar justru ketika kita mempunyai target yang terlalu rendah dan kita telah berhasil mencapainya. Hasilnya kita akan cepat berpuas diri dan enggan untuk memaksimalkan potensi lain yang kita miliki.

Tuhan mengaruniakan kepada kita sejumlah potensi yang luar biasa, oleh karena itu janganlah kita terlalu cepat berpuas diri ketika sudah menjadi yang terbaik. Ingat, tanggung jawab kita kepada Sang Khalik bukanlah ketika kita sudah menjadi "juara pertama", urusan kita denganNya adalah bagaimana mengupayakan talenta yang dipercayakan kepada kita terus berkembang, berkembang, dan berkembang. Jangan berpuas diri dan tetaplah bekerja keras.

BERANIKAH ANDA MELAKUKAN PERUBAHAN?

Anda suka ulat? Banyak dari anda mungkin begitu benci dengan ulat sebab binatang itu terlihat begitu menjijikan. Sudah menjijikan bisa bikin kulit gatal lagi. Tidak ada yang menarik dari seekor ulat. Tidak ada orang yang berburu ulat, bahkan para petani juga memusuhi ulat karena dianggap sebagai biang gagalnya panen. Lalu bagaimana halnya dengan kupu-kupu? Ulat jelas tidak bisa dibandingkan dengan kupu-kupu. Kupu-kupu memiliki keindahan tersendiri, sehingga tidak hanya anak-anak, bahkan orang dewasa pun masih suka menangkap kupu-kupu. Petani juga suka kupu-kupu karena binatang ini membantu proses penyerbukan dan pembuahan tanaman.

Menariknya, ulat dan kupu-kupu sebenarnya binatang yang sama. Sebelum menjadi kupu-kupu yang indah, binatang tersebut adalah ulat yang menjijikan. Apa yang akhirnya membuat berbeda? Kuncinya hanya satu, perubahan! Dalam istilah populer proses perubahan itu disebut metamorfosa. Ulat yang menjijikan bisa menjadi kupu-kupu yang indah. Ulat yang dibenci menjadi kupu-kupu yang dicintai.

Mari lakukan tes diri. Apakah banyak orang mau bergaul dengan kita? Ataukah sebaliknya banyak orang merasa "alergi" dengan kita? Apakah kita pribadi yang dibenci ataukah kita pribadi yang dicintai? Apakah hidup kita hanya menjadi sandungan, ataukah hidup kita membawa manfaat bagi orang lain? Apakah kita seekor ulat ataukah sudah berubah menjadi seekor kupu-kupu?

Jika ingin menjadi pribadi yang menarik, disukai banyak orang, sekaligus menjadi berkat bagi banyak orang, maka tidak ada pilihan lain kecuali berubah. Kabar baiknya, setiap ulat yang menjijikan memiliki kesempatan untuk menjadi kupu-kupu yang indah jika mau berubah. Masalahnya, banyak orang lebih suka dicap "ulat" daripada harus melakukan perubahan. Tentu saja jangan sampai hal ini terjadi dalam hidup kita.

Proses kehidupan dan pembentukan karakter memang menyakitkan tapi hal tersebut akan mengubah kepribadian kita. Hidup hanya sekali, manakah yang anda pilih menjadi ulat yang menjijikkan ataukah menjadi kupu-kupu yang indah?

Rahasia Sukses Orang Tionghoa

Mungkin anda pernah bertanya-tanya, apa sih rahasia sukses orang Tionghoa? Banyak di antara orang-orang Tionghoa yang menjadi pengusaha sukses walaupun ia baru satu generasi berada di negeri rantau. Banyak juga yang memegang pucuk pimpinan di berbagai perusahaan besar. Konon orang-orang Tionghoa, khususnya suku Hokian memiliki falsafah hidup yang disebut "3C" untuk meraih kesuksesan mereka. "3C" yang harus dilakukan adalah:

PERTAMA, CENGLI, Kalau ingin sukses, cara kita bekerja dan berusaha haruslah cengli alias adil. Dengan kata lain kita harus jujur, tidak curang dan bisa dipercaya. Sifat dan kelakuan seperti ini membuat banyak orang suka mempekerjakan kita atau bekerjasama dengan kita. Semakin dipercaya, maka pintupun semakin terbuka lebar bagi kesuksesan kita.

KEDUA, CINCAI,Artinya orang yang gampang, mudah memberi, tidak ribet, tidak banyak perhitungan dan bukan tipe orang yang sulit. Uniknya, orang-orang yang ikhlas memberi akan mudah mendapatkan sesuatu yang diingininya, inilah yang disebut hukum tabur tuai. Sebaliknya orang-orang yang sulit, pelit, terlalu banyak perhitungan maka rezeki juga susah turun bagi mereka.

KETIGA, COAN, Artinya orang yang kerja atau berusaha wajar kalau mengharapkan keuntungan. Namun fokus utamanya bukan apa yang kita dapatkan, tapi apa yang kita berikan agar sama-sama untung. Ada orang yang hanya ingin mendapatkan untung sebanyak-banyaknya dengan modal yang sekecil-kecilnya, prinsip seperti ini tidak akan berlaku dimanapun anda berada. Kita harus sering mengajukan pertanyaan dalam diri kita, apakah yang kita inginkan sebagai seorang karyawan atau pengusaha, dan hal itu apakah sudah sebanding dengan apa yang telah kita berikan? Dengan perkataan lain, apakah kualitas dan kontribusi kita sudah sebanding dengan hasil yang kita inginkan? Jangan hanya mau untung saja tetapi tidak memikirkan orang lain atau perusahaan dimana kita bekerja.

Ketiga uraian di atas adalah "3C" yang harus dilakukan untuk menggapai kesuksesan. Orang Hokian juga mempunyai "3C" yang harus dihindari di dalam bekerja atau berbisnis.

Pantangan PERTAMA adalah CIOK atau hutang. Hutang sebenarnya tidak menjadi masalah jika sesuai kebutuhan dan dibayar sesuai ketentuan, tetapi menjadi aib jika menjadi C yang kedua, yaitu:
CIAK, alias uang orang dimakan begitu saja. Hutang dipakai bukan untuk berusaha atau modal kerja tapi habis hanya untuk dimakan. Dan lebih tidak bertanggung jawab lagi jika kemudian orang tersebut melakukan C yang ketiga, yaitu:
CAO, alias melarikan diri. Hutang bukannya dibayar tapi justru dibawa kabur. Kalau sudah begini akan sulit baginya untuk dipercaya melakukan sesuatu atau untuk diajak bekerja sama.

Semoga rahasia sukses ala suku Hokian ini, meskipun bernada humor bisa menjadi inspirasi anda untuk menuju impian anda!

Sebuah Pembelajaran Dari Kakek-Nenek

Waktu itu sekelompok anak-anak muda sedang bermain di taman. Bersama pasangan masing-masing, mereka terlihat sangat menikmati kebebasan. Tak lama sepasang kakek nenek berjalan melintas di depan taman itu. Mereka bergandengan tangan sambil bercanda. Beberapa anak-anak muda yang sedang bermain di taman terbelalak dan tak ingin berkedip melihat kemesraan sepasang sejoli tua tersebut. Secara spontan anak-anak muda tadi bergumam, "Sudah tua masih juga kayak anak muda." Yang lain menimpali, "Apa enaknya sih ngegandeng tangan keriput?" Yang lain lagi menyahut, "Masa muda pacarannya kurang puas kali." Mereka memandang kakek-nenek yang bergandengan tangan itu sebagai sesuatu yang tidak pantas lagi, aneh, dan tidak tahu diri. Tapi benarkah demikian?

Orang yang bijak akan berpikir sebaliknya. Kakek-nenek yang bergandengan tangan dengan mesra merupakan cerminan dari perjalanan panjang sebuah kehidupan pernikahan. Hubungan yang sudah teruji melalui kesulitan hidup, melewati masa-masa penyesuaian, perjuangan hidup, kekurangan, penyakit dan beraneka ragam dinamika kehidupan berumah tangga. Tidak semua pernikahan berhasil sampai pasangan suami isteri menjadi kakek-nenek, namun tetap akur. Sebagian hanya bertahan beberapa bulan atau beberapa tahun. Ketika terjadi perubahan yang sulit diterima atau ketika terjadi ketidakcocokan, maka dengan mudahnya pasangan itu memutuskan untuk bercerai.

Jadi, jangan pernah menertawakan kakek-nenek yang masih bergandengan tangan walaupun mereka sudah tua. Sebaliknya, belajarlah dari mereka agar kitapun menjadi pasangan yang setia menjaga apa yang sudah dipersatukan Tuhan. Kakek-nenek itu telah berhasil melalui goncangan-goncangan dalam pernikahan, namun mereka tetap bertahan.

Kesiapan untuk menikah akan sangat mempengaruhi langgeng tidaknya sebuah pernikahan. Salah satu yang menandai kesiapan seseorang untuk menikah, yaitu jika ia bersedia menerima pasangannya apa adanya dan bahwa ia akan setia kepada pasangannya walau banyak hal yang berubah. Pernikahan yang langgeng tidak didasari oleh prinsip coba-coba, sekedar menyenangkan hati orang tua, mengejar status nikah atau menikah karena harta/alasan ekonomi.
Seseorang memutuskan untuk menikah karena ia merasa telah menemukan pasangan yang dengannya ia akan membangun bahtera pernikahan bersama, serta memperjuangkan agar bahtera pernikahan itu tetap kokoh. Inilah yang akan membuat sebuah pernikahan langgeng sampai kakek-nenek.

Tanggung jawab

Alkisah, di sebuah kerajaan kecil ada seorang Pemuda desa yang jujur dan idealis tengah menanjak karirnya. Setelah beberapa tahun mengabdi, dia di promosikan sebagai pejabat pengawas keuangan kerajaan. Tugas sehari-harinya mengawasi aliran pajak yang masuk ke kas kerajaan.

Sebagai pengawas keuangan, pemuda itu dihormati dan disegani. Namun, pekerjaannya itu memberinya beban dan target berat. Dia harus mengatasi kebocoran keuangan dan menindak pejabat korup. Akibatnya, dia sering mendapat ancaman dan tekanan.

Hati Sang Pemuda mulai gundah dan goyah. “Jabatanku sekarang cukup terpandang, tetapi konsekuensinya sangat berat. Bagaimana mempertahankan jabatan tapi tidak menanggung beban seberat ini?” tanyanya dalam hati.

Setelah merenung dan tidak menemukan jawaban, Pemuda itu menemui seorang Kakek bijaksana di kampung halamannya untuk meminta nasihat.

Kakek bijak itu memberi sebuah keranjang besar. “Ayo, panggul keranjang ini dan ikuti Aku” perintahnya.

Meski awalnya ragu, Pemuda itu mengikuti perintah tadi. Kakek bijak mengajak dia menyusuri jalan-jalan pedesaan. Sambil berjalan, Si Pemuda diminta memasukkan batu-batuan yang berserakan di jalan ke dalam keranjang. Setelah cukup jauh berjalan, keranjang itu hampir di penuhi batu-batuan. Si Pemuda pun mulai tersengal-sengal dan jalannya terseok-seok.

“Apa beban di pundakmu semakin berat?” Kakek bijak bertanya.

“Ya,, pasti lah Kek! Pundak…. pundak Saya mau copot rasanya,” jawab Si Pemuda tersengal-sengal.

Begitu tiba di pohon rindang, Si Kakek meminta Pemuda itu beristirahat dan menaruh keranjangnya.

“Keranjang dan batu-batu itu hampir sama seperti kehidupanmu saat ini. Saat lahir, Engkau sama seperti keranjang kosong. Lalu dalam perjalanan hidupmu, kau pungut apa pun yang engkau temukan atau inginkan, lalu memasukkan ke keranjang kehidupanmu. Termasuk keluarga, pekerjaan, tanggung jawab dan idealisme. Semua ada ‘harganya’. Semakin jauh perjalanan hidupmu, semakin berat keranjang kehidupanmu,” jelas Si Kakek panjang lebar.

“Bagaimana supaya keranjangku bisa lebih ringan, Kek?” tanya Si Pemuda.

Bukannya menjawab, si Kakek malah bertanya, “Maukah kamu meninggalkan semua yang dimiliki saat ini, seperti keluarga, jabatan, idealism atau mimpi-mimpimu?”

Anak muda itu menggelengkan kepala, “Saya masih punya hasrat besar untuk membersihkan kerajaan dari para koruptor,” jawab Si Pemuda.

“Sepanjang kehidupan, masalah, kesulitan, hambatan, dan tantangan selalu ada. Tidak ada kehidupan tanpa itu semua. Setiap kali kita berhasil melewati suatu masalah, kita tumbuh lebih matang. Lalu muncul ujian baru, begitu seterusnya. Itulah kehidupan,” jelas Si Kakek bijak.

Pemuda itu manggut-manggut dan mulai mendapat gambaran. Si Kakek melanjutkan, “Semakin besar prestasi kita, semakin besar pula beban di pundak kita. Nasihatku, bila semua yang engkau peroleh tidak ingin kau lepaskan, terimalah konsekuensinya. Tapi, jangan anggap lagi sebagai beban semata, anggaplah itu sebagai tanggung jawab yang membahagiakan. Maka, seberat apa pun beban itu, kamu tidak akan begitu merasakannya lagi.”


Begitu penting tanggung jawab dalam kehidupan. Sebagai ibu rumah tangga, kepala keluarga, anak, pejabat pemerintah, pimpinan perusahaan, pengusaha, pedagang atau karyawan, kita tak bisa lari dari keranjang beban keidupan. Semua memiliki fungsi dan tanggung jawab sendiri-sendiri.

Orang-orang sukses adalah orang yang bertanggung jawab. Mereka melihat tanggung jawab sebagai ‘tantangan’ yang harus di hadapi. Mereka juga memandang tanggung jawab dan beban di dalamnya sebagai sebuah ‘peluang’ yang sesungguhnya ada di mana-mana, dan menghampiri siapa saja dalam berbagai wujud.

Jangan mudah mengeluh, menyerah atau patah semangat jika mendapat tanggung jawab, tantangan, serta konsekuensi beban yang terkandung di dalamnya.

Jendela Rumah Sakit

Dua orang pria, keduanya menderita sakit keras, sedang dirawat di sebuah kamar rumah sakit. Seorang diantaranya menderita suatu penyakit yang mengharuskannya duduk di tempat tidur selama 1 jam di setiap sore untuk mengosongkan cairan dari paru-parunya. Kebetulan, tempat tidurnya berada tepat di sisi jendela satu-satunya yang ada di kamar itu.

Sedangkan pria yang lain harus berbaring lurus di atas punggungnya.

Setiap hari mereka saling bercakap-cakap selama berjam-jam. Mereka membicarakan istri dan keluarga, rumah, pekerjaan, keterlibatan mereka di ketentaraan, dan tempat-tempat yang pernah mereka kunjungi selama liburan.

Setiap sore, ketika pria yang tempat tidurnya berada dekat jendela diperbolehkan untuk duduk, ia menceritakan tentang apa yang terlihat di luar jendela kepada rekan sekamarnya. Selama satu jam itulah, pria ke dua merasa begitu senang dan bergairah membayangkan betapa luas dan indahnya semua kegiatan dan warna-warna indah yang ada di luar sana.

“Di luar jendela, tampak sebuah taman dengan kolam yang indah. Itik dan angsa berenang-renang cantik, sedangkan anak-anak bermain dengan perahu-perahu mainan. Beberapa pasangan berjalan bergandengan di tengah taman yang dipenuhi dengan berbagai macam bunga berwarnakan pelangi.
Sebuah pohon tua besar menghiasi taman itu. Jauh di atas sana terlihat kaki langit kota yang mempesona. Suatu senja yang indah.”

Pria pertama itu menceritakan keadaan di luar jendela dengan detil, sedangkan pria yang lain berbaring memejamkan mata membayangkan semua keindahan pemandangan itu. Perasaannya menjadi lebih tenang, dalam menjalani kesehariannya di rumah sakit itu. Semangat hidupnya menjadi lebih kuat, percaya dirinya bertambah.

Pada suatu sore yang lain, pria yang duduk di dekat jendela menceritakan tentang parade karnaval yang sedang melintas. Meski pria ke dua tidak dapat mendengar suara parade itu, namun ia dapat melihatnya melalui pandangan mata pria yang pertama yang menggambarkan semua itu dengan kata-kata yang indah.

Begitulah seterusnya, dari hari ke hari. Dan, satu minggu pun berlalu.

Suatu pagi, perawat datang membawa sebaskom air hangat untuk mandi. Ia mendapati ternyata pria yang berbaring di dekat jendela itu telah meninggal dunia dengan tenang dalam tidurnya. Perawat itu menjadi sedih lalu memanggil perawat lain untuk memindahkannya ke ruang jenazah. Kemudian pria yang ke dua ini meminta pada perawat agar ia bisa dipindahkan ke tempat tidur di dekat jendela itu. Perawat itu menuruti kemauannya dengan senang hati dan mempersiapkan segala sesuatunya. Ketika semuanya selesai, ia meninggalkan pria tadi seorang diri dalam kamar.

Dengan perlahan dan kesakitan, pria ini memaksakan dirinya untuk bangun. Ia ingin sekali melihat keindahan dunia luar melalui jendela itu. Betapa senangnya, akhirnya ia bisa melihat sendiri dan menikmati semua keindahan itu. Hatinya tegang, perlahan ia menjengukkan kepalanya ke jendela di samping tempat tidurnya. Apa yang dilihatnya? Ternyata, jendela itu menghadap ke sebuah TEMBOK KOSONG!!!

Ia berseru memanggil perawat dan menanyakan apa yang membuat teman pria yang sudah wafat tadi bercerita seolah-olah melihat semua pemandangan yang luar biasa indah di balik jendela itu. Perawat itu menjawab bahwa sesungguhnya pria tadi adalah seorang yang buta bahkan tidak bisa melihat tembok sekalipun.

“Barangkali ia ingin memberimu semangat hidup” kata perawat itu.


*Renungan:

Kita percaya, setiap kata selalu bermakna bagi setiap orang yang mendengarnya. Setiap kata, adalah layaknya pemicu, yang mampu menelisik sisi terdalam hati manusia, dan membuat kita melakukan sesuatu. Kata-kata akan selalu memacu dan memicu kita untuk menggerakkan setiap anggota tubuh kita, dalam berpikir, dan bertindak.

Kita percaya, dalam kata-kata, tersimpan kekuatan yang dahsyat. Dan kita telah sama-sama melihatnya dalam cerita tadi. Kekuatan kata-kata, akan selalu hadir pada kita yang percaya.

Kita percaya, kata-kata yang santun, sopan, penuh dengan motivasi, bernilai dukungan, memberikan kontribusi positif dalam setiap langkah manusia. Ujaran-ujaran yang bersemangat, tutur kata yang membangun, selalu menghadirkan sisi terbaik dalam hidup kita. Ada hal-hal yang mempesona saat kita mampu memberikan kebahagiaan kepada orang lain. Menyampaikan keburukan, sebanding dengan setengah kemuraman, namun menyampaikan kebahagiaan akan melipatgandakan kebahagiaan itu sendiri.

~Singkirkan Mental Pengecut Dalam Hidupmu~

Pada suatu hari, tampak seorang pemuda berdiri termangu-mangu di tepi sebuah jembatan dengan sungai yang berair deras dibawahnya. Sesekali matanya menerawang jauh. Kemudian dia menarik napas panjang. Jelas kelihatan diwajahnya, dia sedang frustasi dan putus asa.

Si pemuda beerkata pada dirinya sendiri “Semua kenikmatan duniawi telah aku cicipi. Aku pernah kaya, pernah pergi ke tempa-tempat indah diseluruh dunia. Makanan lezat dan kenikmatan yang dapat dibeli oleh orang juga telah aku rasakan.”

“Tetapi sekarang, aku sungguh tidak bahagia. Keluargaku berantakkan, anakku meninggal dunia, istriku pun pergi meninggalkan aku. Lalu untuk apa lagi aku hidup didunia ini? Biar pun aku masih memiliki harta kekayaan, tetapi hatiku kosong dan menderita!”

Si pemuda tampak bersiap-siap bunuh diri, dengan cara menceburkan diri ke sungai. Tetapi disaat yang bersamaan, datang seorang pengemis berpakaian kumal menghampiri dia.

“Tuan yang baik, tolong beri saya sedikit uang untuk makan. Saya doakan semoga tuan selalu sehat dan berumur panjang..”

Sang pemuda segera mengeluarkan dompet dari sakunya, mengambil semua uang yang ada, sambil memberikan kepada si pengemis, dia berkata, “Ambillah semua uang ini.”

“Semua ini?” Tanya si pengemis tidak percaya.

“Ya, ambillah semua. Karena ditempat yang akan aku tuju, aku tidak memerlukannya.” Kata si pemuda sambil mengalihkan pandangannya kea rah sungai di bawah jembatan.

Si pengemis rupanya merasakan sikap pemuda yang agak janggal. Kemudian setelah memegang dan memandangi uang itu sejenak, dia cepeat-cepat mengembalikan uang itu.

Pengemis itu berkata, “Tidak, tidak jadi. Aku memang seorang pengemis, tetapi aku bukan seorang pengecut dan aku tidak akan mengambil uang dari seorang pengecut. Ini, bawalah uang ini bersamamu ke sungai itu.”

Lalu, si pengemis segera pergi dari situ sambil berteriak lantang, “Selamat tinggal tuan pengecut…!”

Pemuda yang ingin bunuh diri itu terpana kaget. Perasaan puas dan bahagia sejenak yang dirasakan karena bisa memberi, lenyap seketika. Dia sangat ingin si pengemis menerima pemberiannya, apalagi diakhir hidupnya, tetapi itupun tidak bisa.

Tiba-tiba dia menyadari bahwa ternyata dengan memberi kepada orang lain justru dia merasa bahagia. Ini sungguh suatu pengetahuan baru bagi pemuda itu.

Setelah itu, dia memandang kearah sungai sekali lagi, lalu berpaling dan berjalan pergi mengejar si pengemis. Dia ingin mengucapkan terima kasih dan memberitahu bahwa dirinya tidak akan menjadi seorang pengecut. Dia berjanji didalam hati, akan kembali berjuang, untuk mendapatkan kebahagian dengan memberi kepada orang-orang yang membutuhkan.

Rasanya begitu mengenaskan, mendengar orang mengakhiri hidupnya dengan jalan pintas. Bahkan tidak jarang, gara-gara masalah sepele, orang bisa mengambil tindakan bodoh.

Setiap manusia pasti mengalami masalah-masalah dalam kehidupannya. Akan tetapi, bagaimana pun berat dan besarnya beban hidup, kita harus berani menghadapinya.

Semua itu hanya karena satu alasan, yaitu hidup adalah tanggung jawab. Daripada berani mati secara pengecut, jauh lebih bernilai berani
hidup secara ksatria.

Dan ingatlah, kebahagiaan tidak hanya diperoleh pada saat kita menerima. Kebahagiaan bisa kita dapatkan justru saat kita memberi.

Emas vs Perak

Di sebuah negeri, hiduplah dua orang pengrajin yang tinggal bersebelahan. Seorang diantaranya, adalah pengrajin emas, sedang yang lainnya pengrajin kuningan. Keduanya telah lama menjalani pekerjaan ini, sebab, ini adalah pekerjaan yang diwariskan secara turun-temurun.

Telah banyak pula barang yang dihasilkan dari pekerjaan ini. Cincin, kalung, gelang, dan untaian rantai penghias, adalah beberapa dari hasil kerajinan mereka. Setiap akhir bulan, mereka membawa hasil pekerjaan ke kota. Hari pasar, demikian mereka biasa menyebut hari itu. Mereka akan berdagang barang-barang logam itu, sekaligus membeli barang-barang keperluan lain selama sebulan.

Beruntunglah, pekan depan, akan ada tetamu agung yang datang mengunjungi kota, dan bermaksud memborong barang-barang yang ada disana. Kabar ini tentu membuat mereka senang. Tentu, berita ini akan membuat semua pedagang membuat lebih banyak barang yang
akan dijajakan.

Siang-malam, terdengar suara logam yang ditempa. Setiap dentingnya, layaknya nafas hidup bagi mereka. Tungku-tungku api, seakan tak pernah padam. Kayu bakar yang tampak membara, seakan menjadi penyulut semangat keduanya. Percik-percik api yang timbul tak pernah di hiraukan mereka. Keduanya sibuk dengan pekerjaan
masing-masing. Sudah puluhan cincin, kalung, dan untaian rantai penghias yang siap dijual.

Hari pasar makin dekat. Dan lusa, adalah waktu yang tepat untuk
berangkat ke kota. Hari pasar telah tiba, dan keduanya pun sampai di kota. Hamparan terpal telah digelar, tanda barang dagangan siap dijajakan. Keduanya pun berjejer berdampingan. Tampaklah, barang-barang logam yang telah dihasilkan. Namun, ah sayang, ada kontras yang mencolok diantara keduanya.

Walaupun terbuat dari logam mulia, barang-barang yang dibuat oleh pengrajin emas tampak kusam. Warnanya tak berkilau. Ulir-ulirnya kasar, dengan pokok-pokok simpul rantai yang tak rapi. Seakan, sang pembuatnya adalah seorang yang tergesa-gesa. “Ah, biar saja,” demikian ucapan yang terlontar saat pengrajin kuningan menanyakan kenapa perhiasaannya kawannya itu tampak kusam. “Setiap orang akan memilih daganganku, sebab, emas selalu lebih baik dari kuningan,” ujar pengrajin emas lagi, “Apalah artinya loyang buatanmu dibanding logam mulia yang kupunya, aku akan membawa uang lebih banyak darimu.” Pengrajin kuningan, hanya tersenyum.

Ketekunannya mengasah logam, membuat semuanya tampak lebih bersinar. Ulir-ulirnya halus. Lekuk-lekuk cincin dan gelang buatannya terlihat seperti lingkaran yang tak putus. Liku-liku rantai penghiasnya pun lebih sedap di pandang mata. Ketekunan, memang sesuatu yang mahal. Hampir semua orang yang lewat, tak menaruh perhatian kepada pengrajin emas. Mereka lebih suka mendatangi, dan melihat-melihat cincin dan kalung kuningan. Begitupun tetamu agung yang berkenan datang. Mereka pun lebih menyukai benda-benda kuningan itu dibandingkan dengan logam mulia. Sebab, emas itu tidaklah cukup membuat mereka tertarik, dan mau membelinya.

Sekali lagi, terpampang kekontrasan di hari pasar itu. Pengrajin emas yang tertegun diam, dan pengrajin kuningan yang tersenyum senang.
Hari pasar telah usai, dan para tetamu telah kembali pulang. Kedua pengrajin itu pun telah selesai membereskan dagangan. Dan agaknya, keduanya mendapat pelajaran dari apa yang telah mereka lakukan hari itu.


***
Teman, ketekunan memang sesuatu yang mahal. Tak banyak orang yang bisa menjalani pekerjaan ini. Begitupun juga kemuliaan dan harga diri, tak banyak orang yang menyadari, bahwa kedua hal itu, kadang tak berasal dari apa yang kita sandang hari ini. Setidaknya, tindak-laku kedua pengrajin itu, adalah potongan siluet kehidupan kita.

Ketekunan, adalah titian panjang yang licin berliku. Seringkali, jalan panjang itu membuat kita terpelincir, dan jatuh. Seringkali pula, titian itu menjadi saringan penentu bagi setiap orang yang hendak menuju kebahagiaan di ujung simpulnya. Namun, percayalah, ada balasan bagi setiap ketekunan. Di ujung sana, akan ada sesuatu yang menunggu setiap orang yang mau menekuni jalan itu.

Emas dan kuningan, bisa jadi punya nilai yang berbeda. Namun, apakah kemuliaan dinilai hanya dari apa disandang keduanya? Apakah harga diri hanya ditunjukkan dari simbol-simbol yang tampak di luar? Sebab, kita sama-sama belajar dari pengrajin kuningan, bahwa loyang, kadang bernilai lebih dibanding logam mulia.

Dan juga bahwa kemuliaan, adalah buah dari ketekunan. Bisa jadi saat ini kita pandai, kaya, punya kedudukan yang tinggi, dan hidup
sempurna layaknya emas mulia. Namun, adakah semua itu berharga jika ulir-ulir hati kita kasar dan kusam? Adakah itu mulia jika, lekuk-lekuk kalbu kita koyak dan penuh dengan tonjolan-tonjolan kedengkian? Adakah itu semua punya harga, jika, pokok-pokok simpul jiwa yang kita punya, tak di penuhi dengan simpul-simpul ikhlas dan perangai yang luhur?

Teman, mari kita asah kalbu dan hati kita agar bersinar mulia. Mari, kita bentuk ulir dan lekuk-lekuk jiwa kita dengan ketekunan agar menampilkan cahaya-Nya. Susunlah simpul-simpul itu, dengan jalinan keluhuran budi dan perilaku. Tempalah dengan kesungguhan diri, agar hati kita tak keras, dan menjadi lembut, luwes serta mampu memenuhi hati orang lain.

Pelajaran Tentang Kebahagiaan

Alkisah, sebuah keluarga sederhana memiliki seorang putri yang menginjak remaja. Sang ayah bekerja sebagai tukang batu di sebuah perusahaan kontraktor besar di kota itu. Sayang, sang putri merasa malu dengan ayahnya. Jika ada yang bertanya tentang pekerjaan ayahnya, dia selalu menghindar dengan memberi jawaban yang tidak jujur. "Oh, ayahku bekerja sebagai petinggi di perusahaan kontraktor," katanya, tanpa pernah menjawab bekerja sebagai apa.

Putri lebih senang menyembunyikan keadaan yang sebenarnya. Ia sering berpura-pura menjadi anak dari seorang ayah yang bukan bekerja sebagai tukang batu. Melihat dan mendengar ulah anak semata wayangnya, sang ayahnya bersedih. Perkataan dan perbuatan anaknya yang tidak jujur dan mengingkari keadaan yang sebenarnya membuatnya telah melukai hatinya.

Hubungan di antara mereka jadi tidak harmonis. Putri lebih banyak menghindar jika bertemu dengan ayahnya. Ia lebih memilih mengurung diri di kamarnya yang kecil dan sibuk menyesali keadaan. "Sungguh Tuhan tidak adil kepadaku, memberiku ayah seorang tukang batu," keluhnya dalam hati.

Melihat kelakuan putrinya, sang ayah memutuskan untuk melakukan sesuatu. Maka, suatu hari, si ayah mengajak putrinya berjalan berdua ke sebuah taman, tak jauh dari rumah mereka. Dengan setengah terpaksa, si putri mengikuti kehendak ayahnya.

Setelah sampai di taman, dengan raut penuh senyuman, si ayah berkata, "Anakku, ayah selama ini menghidupi dan membiayai sekolahmu dengan bekerja sebagai tukang batu. Walaupun hanya sebagai tukang batu, tetapi ayah adalah tukang batu yang baik, jujur, disiplin dan jarang melakukan kesalahan. Ayah ingin menunjukkan sesuatu kepadamu, lihatlah gedung bersejarah yang ada di sana. Gedung itu bisa berdiri dengan megah dan indah karena ayah salah satu orang yang ikut membangun. Memang, nama ayah tidak tercatat di sana, tetapi keringat ayah ada di sana. Juga, berbagai bangunan indah lain di kota ini dimana ayah menjadi bagian tak terpisahkan dari gedung-gedung tersebut. Ayah bangga dan bersyukur bisa bekerja dengan baik hingga hari ini."

Mendengar penuturan sang ayah, si putri terpana. Ia terdiam tak bisa berkata apa-apa. Sang ayah pun melanjutkan penuturannya, "Anakku, ayah juga ingin engkau merasakan kebanggaan yang sama dengan ayahmu. Sebab, tak peduli apa pun pekerjaan yang kita kerjakan, bila disertai dengan kejujuran, perasaan cinta dan tahu untuk apa itu semua, maka sepantasnya kita mensyukuri nikmat itu."

Setelah mendengar semua penuturan sang ayah, si putri segera memeluk ayahnya. Sambil terisak, ia berkata, "Maafkan putri Yah. Putri salah selama ini. Walaupun tukang batu, tetapi ternyata Ayah adalah seorang pekerja yang hebat. Putri bangga pada Ayah." Mereka pun berpelukan dalam suasana penuh keharuan.

Begitu banyak orang yang tidak bisa menerima keadaan dirinya sendiri apa adanya. Entah itu masalah pekerjaaan, gelar, materi, kedudukan, dan lain sebagainya. Mereka merasa malu dan rendah diri atas apa yang ada, sehingga selalu berusaha menutupi dengan identitas dan keadaan yang dipalsukan.

Tetapi, justru karena itulah, bukan kebahagiaan yang dinikmati. Namun, setiap hari mereka hidup dalam keadaan was was, demi menutupi semua kepalsuan. Tentu, pola hidup seperti itu sangat melelahkan.

Maka, daripada hidup dalam kebahagiaaan yang semu, jauh lebih baik seperti tukang batu dalam kisah di atas. Walaupun hidup pas-pasan, ia memiliki kehormatan dan integritas sebagai manusia.

Sungguh, bisa menerima apa adanya kita hari ini adalah kebijaksanaan. Dan, mau berusaha memulai dari apa adanya kita hari ini dengan kejujuran dan kerja keras adalah keberanian!

HABIT IS POWER

Di Tiongkok pada zaman dahulu kala, hidup seorang panglima perang yang terkenal karena memiliki keahlian memanah yang tiada tandingannya. Suatu hari, sang panglima ingin memperlihatkan keahliannya memanah kepada rakyat. Lalu diperintahkan kepada prajurit bawahannya agar menyiapkan papan sasaran serta 100 buah anak panah.

Setelah semuanya siap, kemudian Sang Panglima memasuki lapangan dengan penuh percaya diri, lengkap dengan perangkat memanah di tangannya.

Panglima mulai menarik busur dan melepas satu persatu anak panah itu ke arah sasaran. Rakyat bersorak sorai menyaksikan kehebatan anak panah yang melesat! Sungguh luar biasa! Seratus kali anak panah dilepas, 100 anak panah tepat mengenai sasaran.

Dengan wajah berseri-seri penuh kebanggaan, panglima berucap, "Rakyatku, lihatlah panglimamu! Saat ini, keahlian memanahku tidak ada tandingannya. Bagaimana pendapat kalian?"

Di antara kata-kata pujian yang diucapkan oleh banyak orang, tiba-tiba seorang tua penjual minyak menyelutuk, "Panglima memang hebat ! Tetapi, itu hanya keahlian yang didapat dari kebiasaan yang terlatih."

Sontak panglima dan seluruh yang hadir memandang dengan tercengang dan bertanya-tanya, apa maksud perkataan orang tua penjual minyak itu. Tukang minyak menjawab, "Tunggu sebentar!" Sambil beranjak dari tempatnya, dia mengambil sebuah uang koin Tiongkok kuno yang berlubang di tengahnya. Koin itu diletakkan di atas mulut botol guci minyak yang kosong. Dengan penuh keyakinan, si penjual minyak mengambil gayung penuh berisi minyak, dan kemudian menuangkan dari atas melalui lubang kecil di tengah koin tadi sampai botol guci terisi penuh. Hebatnya, tidak ada setetes pun minyak yang mengenai permukaan koin tersebut!

Panglima dan rakyat tercengang. Merela bersorak sorai menyaksikan demonstrasi keahlian si penjual minyak. Dengan penuh kerendahan hati, tukang minyak membungkukkan badan menghormat di hadapan panglima sambil mengucapkan kalimat bijaknya, "Itu hanya keahlian yang didapat dari kebiasaan yang terlatih! Kebiasaan yang diulang terus menerus akan melahirkan keahlian."

Dari cerita tadi, kita bisa mengambil satu hikmah yaitu: betapa luar biasanya kekuatan kebiasaan. Habit is power!

Hasil dari kebiasaan yang terlatih dapat membuat sesuatu yang sulit menjadi mudah dan apa yang tidak mungkin menjadi mungkin.

Demikian pula, untuk memperoleh kesuksesan dalam kehidupan, kita membutuhkan karakter sukses. Dan karakter sukses hanya bisa dibentuk melalui kebiasaan-kebiasaan seperti berpikir positif, antusias, optimis, disiplin, integritas, tanggung jawab, & lain sebagainya.

Mari kita siap melatih, memelihara, dan mengembangkan kebiasaan berpikir sukses dan bermental sukses secara berkesinambungan. Sehingga, karakter sukses yang telah terbentuk akan membawa kita pada puncak kesuksesan di setiap perjuangan kehidupan kita.

Sekali lagi: Kebiasaan yang diulang terus menerus, akan melahirkan keahlian.

Paku dan Kemarahan

Suatu ketika, ada seorang anak laki-laki yang bersifat pemarah. Untuk mengurangi kebiasaan marah sang anak, ayahnya memberikan sekantong paku dan mengatakan pada anak itu untuk memakukan sebuah paku di pagar belakang setiap kali dia marah.

Hari pertama anak itu telah memakukan 48 paku ke pagar setiap kali dia marah. Lalu secara bertahap jumlah itu berkurang. Dia mendapati bahwa ternyata lebih mudah menahan amarahnya daripada memakukan paku ke pagar.

Akhirnya tibalah hari dimana anak tersebut merasa sama sekali bisa mengendalikan amarahnya dan tidak cepat kehilangan kesabarannya. Dia memberitahukan hal ini kepada ayahnya, yang kemudian mengusulkan agar dia mencabut satu paku untuk setiap hari dimana dia tidak marah.

Hari-hari berlalu dan anak laki-laki itu akhirnya memberitahu ayahnya bahwa semua paku telah tercabut olehnya. Lalu sang ayah menuntun anaknya ke pagar. “Hmm, kamu telah berhasil dengan baik anakku, tapi, lihatlah lubang-lubang di pagar ini. Pagar ini tidak akan pernah bisa sama seperti sebelumnya. “Ketika kamu mengatakan sesuatu dalam kemarahan. Kata-katamu meninggalkan bekas di hati orang lain seperti lubang ini. Kamu dapat menusukkan pisau pada seseorang, lalu mencabut pisau itu. Tetapi tidak peduli beberapa kali kamu minta maaf, luka itu akan tetap ada. Dan luka karena kata-kata adalah sama buruknya dengan luka fisik …”

Sebuah permintaan maaf bisa mengobati banyak hal. Namun, agaknya kita juga harus mengingat, bahwa semua itu tak akan ada artinya, saat kita mengulangi kesalahan itu kembali.
Cerita ini, adalah sebuah perenungan, sebuah amsal, sebuah ibarat dan sebuah wira-kisah. Tentang, berbuat kesalahan memang wajar, namun, ia juga mengajarkan, menghindarinya adalah hal lain yang lebih baik yang bisa kita lakukan.

Terus Diasah

Sejarah olahraga mencatat nama seperti Franz Beckenbauer (Jerman) sebagai seorang yang bisa dibilang sanngat sukses dalam kariernya. Sewaktu muda dan aktif sebagai pemain sepakbola, ia sukses membawa negaranya menjuarai Piala Dunia, meraih berbagai titel kejuaraan bagi klub yang dibelanya, dan beberapa kali dinobatkan sebagai pemain terbaik. Namun, tidak hanya di situ, tatkala ia memutuskan untuk pensiun dari dunia sepakbola, ternyata ia tetap sukses. Kariernya tetap cemerlang dan tidak kalah saat dirinya masih turun bermain. Apa yang ia lakukan? Selepas pensiun, ia bersekolah dan mengasah ilmu dalam hal kepelatihan. Hebatnya, sebagai pelatih ia sukses membawa klubnya Bayern Muenchen meraih berbagai titel juara. Kesempatan melatih timnas Jerman pun didapatnya. Puncaknya, ia membawa Jerman menjadi juara dunia. Hingga hari ini, Franz tetap menjadi salah satu pimpinan tertinggi di klubnya dan ia tetap bekerja keras. Dalam sepakbola, hanya segelintir orang yang bisa berprestasi seperti Franz. Yang lebih banyak terjadi adalah orang merasa sudah habis dan tidak mampu menghasilkan apapun ketika ia menua dan berhenti bermain. Tapi Franz membalikkan anggapan itu. Kemampuan baru akan benar-benar habis jika tidak diperbaharui dan tidak diasah.

Seorang penebang mengasah kapaknya. Seorang pemburu mengencangkan busurnya. Seorang nelayan menambal jalanya. Seorang guru membaca lebih banyak buku. Mereka semua harus memperbaharui peralatannya. Mereka adalah anda dan saya. Ini adalah prinsip sederhana tentang produktivitas. Tentu, tidak akan banyak pohon yang ditebang oleh kapak yang telah tumpul dan aus. Tidak akan ada buruan yang mampu ditangkap oleh busur yang telah renta. Tidak ada ikan akan ditangkap dengan jala yang koyak. Dan tidak ada murid lebih pintar jika gurunya saja ketinggalan ilmu. Satu pertanyaan untuk anda, sudahkah anda memperbaharui "peralatan" dan ilmu anda dalam bekerja?

Ingat, tubuh bisa makin renta terkikis usia, kecerdasan juga bisa menurun tertinggal zaman. Maka kita perlu merawat tubuh kita agar tetap menjadi rumah yang nyaman bagi jiwa. Jangan berhenti untuk mengasah pikiran dan keterampilan kita, sebab masih banyak prestasi yang bisa kita hasilkan. Zaman boleh berganti, kekuatan boleh menurun, tapi tidak ada kata berhenti dalam belajar.

Terima Kasih Telah Mengajariku

Dikisahkan ada pasangan suami istri yang harmonis bernama Budi dan Anita. Awalnya semua baik-baik saja, hingga datang wanita bernama Cika yang merupakan sahabat Anita, yang juga mencintai Budi. Karena Anita mempunyai keterbatasan ruang gerak untuk selalu memberi perhatian pada suaminya, diam-diam Budi dan Cika menjalin affair karena akses keduanya lebih mudah.

Ketika Anita tahu bahwa ia dikhianati suami dan sahabatnya, ia merasa hancur, hatinya sakit, terluka sekali. Kenapa sahabatnya tega berbuat itu? Mungkin akan lebih mudah jika “WIL” suaminya adalah perempuan lain yang tidak ia kenal, yang tidak tahu dengan siapa suaminya itu menjalin hubungan.

Meski sakit, ia mencoba bersabar. Meski banyak orang bilang dia bodoh, tapi ia terlanjur mencintai suaminya. Cinta membuatnya punya kekuatan untuk memaafkan. Ia tetap mendampingi suaminya, tetap melayaninya, tetap menaburkan cintanya...

Pada akhirnya, suaminya kembali ke pelukan Anita karena ia sadar, tidak ada wanita sebaik istrinya.

Bagaimana dengan hubungan persahabatan antara Anita dan Cika?

Anita dengan besar hati berkata kepada sahabatnya, "Terima kasih, sahabatku. Kau telah mengajarkanku rasa sakitnya dikhianati. Terima kasih karena kamu telah membuatku sadar bahwa aku memiliki sesuatu yang sangat berharga dalam hidupku, yaitu suamiku. Terima kasih karena kamu mengingatkanku untuk selalu menjaga baik-baik apa yang aku punya. Terima kasih karena telah membuatku mengerti rasa sakitnya dikhianati, aku berjanji pada diriku sendiri untuk tidak melakukannya, sehingga orang lain tidak perlu merasakan sakit yang sama. Maaf jika karena kelalaianku, menyebabkanmu melakukan kesalahan itu."

Bloggers, terkadang kita tenggelam dalam duka yang berkepanjangan. Tapi ingat, dalam setiap kejadian baik menyenangkan atau tidak, pasti terkandung pelajaran. Ada hikmah dari setiap peristiwa. Tinggal bagaimana kita menyikapinya. Mari kita senantiasa belajar dari apapun yang ada di sekitar kita. Kita bisa belajar di mana saja, kapan saja, dengan siapa saja, dari siapa saja

Tahukah...

Orang yang mengajarkan kita sesuatu yang tidak menyenangkan bisa menjadi guru yang terbaik.

Kadang kita tidak sadar, bahwa dari perbuatan yang tidak menyenangkan yang dilakukan orang lain kepada kita, sebenarnya kita sedang belajar;
belajar menata emosi, belajar menyelesaikan masalah, belajar tentang rasa sehingga kita tidak melakukan hal yang serupa pada orang lain.
Ingat, jangan larut dengan masalahmu, dibalik masalah terbentang jalan menuju sukses yang luar biasa.

~Nasibmu Ada Di Tanganmu~

Alkisah ada seorang nenek yang tinggal di daerah pegunungan yang konon mampu membaca masa depan setiap orang yang diramalnya. Ia sangat terkenal sampai di beberapa penjuru daerah. Mendengar ketenarannya itu, empat kawanan pemuda datang menemuinya karena penasaran dengan masa depan yang akan mereka dapatkan.

Setelah bersusah-payah akhirnya empat pemuda itu berhasil bertemu dengan nenek peramal. Walaupun sang Nenek melarang pemuda mengetahui masa depannya itu, empat pemuda tetap bersikeras mengetahui ramalan mereka di masa yang akan datang. Akhirnya, sang Nenek mengijinkannya, diramalah masing-masing Pemuda. Inilah hasil ramalan yang dapat dibaca sang Nenek:

Pemuda pertama
“Kamu akan menjadi orang gagal. Jalan kehidupanmu sangat gelap, kamu tidak memperoleh keberhasilan yang kamu impikan.”

Pemuda kedua
“Kamu akan menjadi orang berhasil. Semua yang kamu impikan akan terwujud. Terlihat jelas apa yang ada dalam pikiranmu begitu sangat terang.”

Pemuda ketiga
“Kamu akan menjadi orang gagal. Kamu tidak akan pernah sampai pada tujuan yang kamu inginkan. Banyak sekali halangan yang tidak dapat kamu hadapi.”

Pemuda keempat
“Kamu akan menjadi orang berhasil. Apa yang sedang kamu tekuni saat ini akan membuahkan hasil yang tidak hanya berguna bagi diri sendiri, tapi juga berguna bagi orang banyak.”

Setelah mengetahui masa depan mereka, pulanglah keempat pemuda itu dengan masing-masing perasaan yang terpendam. Mereka pun menyikapi ramalan tersebut dengan cara yang berbeda-beda. Tiga tahun pun berlalu, inilah masa depan yang terjadi dari keempat kawanan pemuda tersebut:

Pemuda pertama
Benar-benar menjadi orang gagal. Ia kehilangan semangat melanjutkan kerja dan usaha keras yang sejak dulu ia lakukan. Ramalan sang Nenek sesuai dengan kenyataan.

Pemuda kedua
Ia juga menjadi orang gagal, walau ramalan sang Nenek mengatakan ia mempunyai masa depan yang berhasil. Pemuda kedua terlalu yakin dengan ramalan itu, sehingga membuatnya tidak mau bekerja keras dan tidak bersemangat dalam berjuang meraih impiannya.

Pemuda ketiga
Ia malah menjadi orang berhasil, walau ramalan sang Nenek mengatakan ia mempunyai masa depan yang gagal. Namun, pemuda ketiga ini tidak kehilangan semangat untuk berjuang meraih impiannya. Ia malah semakin bersemangat dan bertekad keras melawan ramalan yang mengatakan kalau dia akan gagal.

Pemuda keempat
Ia benar-benar menjadi orang berhasil. Ia semakin mantab dengan usaha dan perjuangan kerasnya selama ini. Ia berani mengambil resiko bahwa kegagalan itu mustahil baginya.

Demikianlah gambaran sesungguhnya yang terjadi dalam hidup kita. Nasib sebenarnya ada ditangan kita, Tuhan tidak akan merubah nasib seseorang sebelum orang itu mau merubah nasibnya sendiri. Manusia lebih sering pasrah berdiam tanpa melakukan apa-apa setelah mengetahui bayangan nasib mereka, bukan berfokus pada perjuangan yang mereka lakukan. Teruslah berusaha dan berjuang dengan penuh semangat untuk mewujudkan impian. Hari esok semakin baik jika hari ini kita isi dengan berusaha sebaik-baiknya.

Ingat, nasib kita tidak ditentukan oleh siapapun (termasuk peramal). Oleh karena itu jangan pernah ada keluar kata menyerah dari mulut kita, jangan pernah putus asa dan jangan pesimis. Bekerja dengan giat, hidup jujur dan tetaplah berdoa dan lihatlah hari depan yang penuh harapan terbentang di hadapan kita.

Bukalah Pintu Hatimu

Setiap hari, dari jendela kamarnya dia melihat taman dan pemandangan alam yang sangat indah, orang berlalu lalang, anak-anak bermain dengan gembira. Tetapi fenomena itu tidak membuat hatinya bahagia. Justru dia tidak mengerti, mengapa orang-orang di luar sana bisa tertawa-tawa bersama atau setidaknya menunjukkan wajah yang gembira.

Karena melihat keadaan di sekitarnya, hatinya yang hambar, terusik pada pertanyaan, "Apa rahasia bahagia?"

Demi mendapatkan jawaban tersebut, si pemuda memutuskan keluar dari kamarnya dan mulai bertanya kepada siapa saja yang mungkin bisa memberi jawabannya.

"Maaf Pak, saya mau bertanya, dari mana bahagia itu?" tanyanya kepada seorang bapak yang tampak gembira melihat anak-anak yang sedang berlarian.

"Bahagia? Dari mana datangnya? Lihat saja anak-anak itu," jawab si bapak santai. Si pemuda mencermatinya dan tidak mengerti mengapa melihat anak-anak itu adalah kebahagiaan.

Dia pun berjalan terus dan berusaha bertanya ke beberapa orang lainnya tetapi tetap saja tidak menemukan jawabannya, apa dan bagaimana bahagia itu. Hingga tibalah dia di depan rumah seorang petani yang sedang beristirahat sambil meniup seruling dengan nikmatnya.

Si pemuda menunggu sampai lagunya selesai dan mengajukan pertanyaan yang sama. "Ayo, masuklah kemari," si petani mempersilakan si pemuda dengan ramah.

"Bapak sedang membuat seruling baru. Lihatlah! Begini caranya." Tangannya pun sibuk memperagakan memilih bambu, mengusap dan membersihkan bulu-bulu halusnya dengan cermat. "Setelah bersih, kini saatnya meratakan dan kemudian melubanginya."

"Bapak, saya kemari bukan belajar membuat suling dan apa hubungannya semua ini dengan kebahagiaan?" tanya si pemuda dengan kesal.

"Anak muda, jangan marah dulu. Perhatikan dulu apa yang hendak Bapak jelaskan. Bambu sekecil ini bisa mendatangkan nada yang indah, rahasianya ada di lubang-lubang kecil ini. Nah, sama dengan kebahagiaan yang kamu tanyakan. Buatlah lubang dan biarkan dia terbuka di dalam hatimu. Karena tanpa kamu pernah membuka hati, sama halnya kamu tidak pernah memberi kesempatan pada hatimu sendiri dan selamanya kamu tidak akan mengenal, apa itu bahagia. Mudah kan? Apakah kau mengerti?"

"Ya Pak, saya mengerti. Terima kasih."


Bloggers, merasa senang dan bahagia adalah keadaan hati. Seringkali kita melihat ataupun mendengar banyak orang yang memiliki harta berlimpah tetapi hidup tidak bahagia. Ada pula orang yang hidupnya biasa-biasa saja, tetapi tampak sekali kebahagiaan melingkupinya.

Membuka hati berarti bisa menerima keadaan apapun kita hari ini, namun TETAP berusaha mengejar mimpi yang kita harapkan. Mampu menikmati hidup ini secara positif dan bernilai bagi diri sendiri maupun bagi orang lain. Dengan sikap mental hidup seperti itu, PASTI setiap saat kita bisa menikmati kebahagian secara alami.

Ingat, kebahagiaan tidak ditentukan oleh uang, jabatan, pangkat dan harta yang berlimpah tapi kebahagiaan ditentukan oleh sikap hati yang mensyukuri apa yang telah kita miliki.

Kesalahan Fatal Microsoft

Microsoft buru-buru mengeluarkan permintaan maaf. Apa yang terjadi? Ternyata ada kesalahan besar meski bukan masalah perangkat lunak.

Microsoft telah mengedit sebuah foto iklan dengan menghapus seorang pria kulit hitam dengan diganti pria kulit putih, dari iklan berjalan di Polandia.



Iklan itu tampil di situs software raksasa Amerika ini dengan menampilkan perempuan kulit putih, seorang pria kulit hitam dan seorang pria Asia yang duduk di meja konferensi.

Foto yang sama digunakan oleh Microsoft untuk menjalankan iklan di Polandia, tetapi pria kulit hitam itu telah diedit dan digantikan dengan seorang pria kulit putih.

Juru bicara Microsoft, Lou Gellos, mengatakan bahwa pihaknya minta maaf atas kesahalan yang terjadi. “Kami minta maaf dan kami akan mencari tahu bagaimana hal ini bisa terjadi,” ujar Gellos.

Microsoft, dalam pesannya di Twitter, mengatakan bahwa “foto situs pemasaran salah” dan mengeluarkan pernyataan secara “tulus minta maaf.”


This entry was posted on Saturday, September 26th, 2009 at 3:08 pm and is filed under Konyol. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed.

My Playlist


MusicPlaylistRingtones

Blog Fish

Formspring - Question for Dephy

My Article

About me

Foto saya
Gw orangnya cool, pendiam, tpi klw dah kenal sma gw.. orgnya asyik, n cpet akrab... Kesibukan gw banyak bgt sampai-sampai kadang jarang di rumah.. dan kadang-kadang juga seharian nongkrong dpan komputer.. heuheu...

Chat with me

Shoutbox


ShoutMix chat widget

Counter

125x125 Ads1
Dephy Music Course